Teknik dasar komunikasi adalah teknik dasar yang dapat digunakan untuk membantu konselor dalam menggali perasaan-perasaan konseli baik dari tingkah laku verbal maupun non verbal sebagai usaha untuk memahami dirinya sendiri dan memahami perubahan yang terjadi di dalam kehidupannya (Menurut Andriani (2009:4).
Dari pengertian tersebut terkandung maksud bahwa teknik dasar komunikasi dalam konseling tidak hanya bersifat respon dan pengamatan verbal, namun juga bersifat non verbal. Teknik dasar komunikasi dalam konseling digunakan untuk membantu konseli, dengan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku verbal maupun non verbalnya.
Macam-Macam Teknik Dasar Komunikasi
Teknik Dasar Komunikasi dalam konseling itu terbagi ke dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Attending (Perhatian)
Attending adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada konseli agar merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga konseli bebas mengekspresikan/ mengungkapkan pikiran , perasaan ataupun tingkah lakunya.
Ketrampilan attending meliputi :
a. Posisi Badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka) diantara posisi badan yang baik dalam attending mencakup :
- Duduk dengan badan menghadap konseli
- Tangan diatas pangkuan atau berpegang bebas atau kadang-kadang di gunakan untuk menunjukan gerak isyarat yang sedangdikomunikasikan secara verbal
- Responsif dengan menggunakan bagian wajah, umpamanya senyum spontan atau anggukan kepala sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti
- Badan tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong kearah konseli untuk Menunjukan kebersamaan dengan konseli.
b. Kontak Mata
Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat konseli pada waktu dia berbicara kepada konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara dengan menggunakan pandangan spontan yang mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon konseli.
2. Opening (Pembukaan)
Opening adalah ketrampilan/ teknik untuk membuka/ memulai komunikasi/ hubungan konseling.
Hal – hal yang perlu dilakukan :
a. Penyambutan
- Verbal: Konselor memberi atau menjawab salam,menyebut nama konseli, mempersilahkan duduk, dll
- Non Verbal: Konselor segera membuka pintu ruang konseling, jabat tangan, senyum dengan ceria,mendampingi/mengiringi konseli saat menujutempat duduk, menempatkan konseli pada tempatduduk yang lebih baik, duduk sesudah konseli duduk, dll.
b. Pembicaraan topik netral
c. Pemindahan Topik Netral ke permulaan konseling
3. Acceptance
Acceptance adalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseli.
Contoh Verbal:
Bentuk pendek: teruskan/ terus, oh… ya, lalu/ kemudian, Ya… ya…, hem…hem…
Bentuk panjang: saya memahami…; saya menghayati…, saya dapat merasakan…, Saya dapat mengerti…, dll.
4. Restatement (Pengulangan)
Restatement adalah teknik yang digunakan konselor untuk mengulangi/menyatakan kembali pernyataan konseli (sebagian atau seluruhnya) yang dianggap penting.
Contoh:
Konseli: ” Sebetulnya saya ingin masuk jurusan teknik industri, tetapi ibu tidak Setuju bila saya memasuki jurusan tersebut
Konselor: ” Ibu tidak setuju…”
5. Reflection Of Feeling (Pemantulan perasaan)
Reflection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan/sikap yang terkandung di balik pernyataan konseli.
Contoh:
konseli: “ Pak, saya sudah belajar dengan giat sebelum menghadap iujian, tetapi nilai yang saya terima jauh di bawah yang saya harapkan “.
Konselor: “ Sepertinya Anda merasa kecewa terhadap nilai ujian yang Anda terima “
6. Clarification
Clarification adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan konseli dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.
Contoh:
Konseli:” Saya pernah meminjamkan buku catatan kuliah konseling individual kepada Andi, tetapi ia tidak mengembalikannyalagi kepada saya. Ee.. kemarin lusa adiknya, Ari, mau pinjam buku Psikologi Belajar pada saya. Saya tidak memberinya pak. Dia kan adik Andi, sudah tentu dia juga tidak akanmengembalikan buku yang dipinjamnya itu kepada saya”.
Konselor: ” Dengan kata lain, Anda menyamakan Ari dengan Andi”.
7. Paraprashing
Paraprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan kembali asensi dari ucapan-ucapan konseli.
Contoh:
konseli: ”Dia tidak mengijinkan saya melamar pekerjaan itu, sayamenginginkan pekerjaan itu, tetapi dia menggagalkannya,sebenarnya dia hanya tidak membiarkan saya meninggalkan kota ini”.
Pesan utama: pada kalimat terakhir, yaitu ia takut berpisah.
Paraprasenya: Apakah anda merasakan bahwa ia sebenarnya takut berpisah dengan anda?
8. Structuring (Pembatasan)
Structuring adalah teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas/ pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam konseling.
Jenis – jenis Structuring:
a. Time limit (Pembatasan Waktu)
Contoh:
Konseli: “ Pak, sebetulnya saya sudah seminggu yang lalu ingin menemui Bapak, tetapi baru kali ini saya dapat berjumpa dengan Bapak. Dan hari ini saya dapat menghadap Bapak dari jam 8.00 sampai jam 8.30, karena jam 8.30 nanti sayaada acara pembekalan PPL di Laboratorium”.
Konselor: “ Kalau demikian, marilah kita manfaatkan waktu selama 30 menit ini dengan sebaik-baiknya”.
b. Role Limit ( Pembatasan Peran )
Contoh:
Konseli: ” Akhir – akhir ini saya sulit sekali mengkonsentrasikan diri dalam belajar, karena itu saya menemui Bapak untuk meminta nasihat bagaimana cara belajar yang baik ”.
Konselor: ” Anda meminta nasihat dari saya ?” Perlu anda ketahui bahwa saya tidak dapat memberikan nasihat sebagaimana yang anda minta, tetapi marilah kita bicarakan bersama masalah Anda itu kemudian kita cari jalan keluarnya ”.
c. Problem Limit (Pembatasan Masalah)
Contoh:
Konseli: ” Pak saya sulit sekali berkonsentrasi belajar sehingga ketika ujian berlangsung saya tidak dapat mengerjakan dengan baik maka dari itu nilai saya menjadi jelek. Disamping itu,dikelas saya juga sulit sekali bergaul dengan lawan jenis dan satu hal lagi Pak, gimana ya caranya agar saya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ?”
Konselor: ” Dalam masalah yang anda kemukakan tadi setidaknya ada tiga masalah yaitu masalah berkonsentrasi belajar, masalah dengan bergaul dengan lawan jenis, dan masalah penyesuaian diri. Nah dari ketiga masalah tersebut manayang mendesak untuk kita bicarakan terlebih dahulu ?
d. Action Limit (Pembatasan Tindakan)
Contoh:
Konseli: ”( Datang ke ruang konseling dengan marah – marah, wajah memerah dan sambil menyobek – nyobek kertas )
Konselor: ” Tenang – tenang…, Anda boleh mengutarakan apa saja di sini, tetapi satu hal yang tidak boleh anda lakukan di sini yaitu mengotori ruangan ini ”.
9. Lead (Pengarahan)
Lead adalah teknik/ ketrampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraan konseli dari satu hal ke hal yang lain secara langsung. Ketrampilan ini sering pula disebut ketrampilan bertanya, karena dalam penggunaannya banyak menggunakan kalimat-kalimat tanya.
Jenis – jenis Lead:
- Lead Umum Teknik pengarahan/ pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada konseli untuk bebas mengeleborasi, mengeksplorasi, atau memberikan reaksi/ jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan konseli
- Lead Khusus Teknik pengarahan/ pertanyaan untuk memberikan suatureaksi/ jawaban yang spesifik/ tertentu.
10. Silence (Diam)
Silent/ Diam atau membiarkan keheningan berlangsung beberapa saat yang diciptakan secara sengaja dengan sejumlah tujuan tertentu yang disadari konselor.
Contoh:
Konseli: begitulah saya akhir-akhir ini
Konselor “ hem…hem…hem ….ya, ya,
Konseli: … (diam)
Konselor: …(diam Keheningan 3-5 detik)
11. Advice (Saran/ Nasehat)
Advice adalah ketrapilan/ teknik yang digunakan konselor untuk memberikan nasehat atau saran bagi konseli agar dia dapat lebih jelas, pasti mengenai apa yang akan dikerjakan.
12. Summary (Ringkasan/ Kesimpulan)
Summary adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan konseli pada proses komunikasi konseling.
13. Konfrontasi (Perttentangan)
Konfrontasi adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri konseli dan kemudian konselor mengumpan balikan kepada konseli
14. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan oleh konselor dimana berarti atau karena tingkah laku konseli ditafsirkan/ diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada konseli. Selain itu dalam interpretasi konselor menggali arti dan makna yang terdapat di belakang kata – kata konseli atau dibelakang perbuatan/ tindakannya yang telah diceritakannya.
Contoh:
Konselor: ”Anda mengatakan tadi bahwa anda merasa malu berbadan gemuk. Anda juga mengatakan dilain waktu, bahwa anda sering berkata-kata kasar terhadap teman-teman dan suka membeberkan kepada mereka semua kesalahan yang mereka perbuat. Apakah mungkin semua itu hanyalah merupakan siasat yang anda gunakan untuk menutupi rasa malu itu? Bagaimana menurut pendapat anda?”
15. Termination (Pengakhiran)
Termination adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah ”breakhir”.
Contoh:
Konselor: ” Baik, sekarang waktu telah menunjukan pukul 10.00sesuai kesepakatan kita diawal pertemuan tadi bahwa pertemuan ini hanya sampai pukul 10.00, maka marilah kita akhiri pertemuan ini dan dapat kita lanjutkan minggu depan”.