Bimbingan klasikal sebagai salah satu pendekatan bimbingan secara kelompok, maka metode atau teknik yang dapat digunakan juga sama dengan teknik-teknik dalam bimbingan kelompok. Gazda (dalam Romlah 2006) mengatakan bahwa dalam bimbingan kelompok,menggunakan media instruksional (pembelajaran) dengan menerapkan prinsip-prinsip dinamika kelompok.
Teknik-teknik yang dapat digunakan seperti teknik ekspositori,diskusi kelompok, bermain peran dalam bentuk sosiodrama, permainan simulasi, home-room dan lain-lain. Sebagian teknik-teknik dalam bimbingan kelompok telah dibahas di penggalan Bimbingan kelompok. Sehingga disini tidak perlu lagi dibahas satupersatu.
Setiap teknik mempunyai ciri yang khas dan punya kelebihan serta kelemahan. Suatu teknik mungkin cocok untuk digunakan dalam suatu layanan dengan materi dan tujuan tertentu, sementara teknik yang lain tidak cocok untuk layanan yang dimaksud. Maka ketika merancang suatu layanan bimbingan klasikal, konselor perlu memilih secara tepat teknik yang akan digunakan. Dalam menentukan teknik apa yang akan digunakan dalam bimbingan klasikal, perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
- Kompetensi atau tujuan yang hendak dicapai
- Waktu, seberapa waktu yang dimiliki untuk mempersiapkan dan untuk melaksanakan layanan
- Fasilitas, fasilitas apa saja yang dimiliki dan bisa digunakan dalam memberikan pelayanan terkait dengan teknik yang akan digunakan
- Pengetahuan awal Peserta Didik
- Materi yang akan disampaikan, apakah berupa konsep, nilai-nilai, atau keterampilan.
Dengan mempertimbangkan factor-faktor tersebut, dapat dipilih teknik yang akan digunakan dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal. Materi yang ditujukan untuk pengembangan wawasan, lebih pada aspek kognitif, antara lain dapat menggunakan teknik seperti ekspositori, diskusi kelompok, permainan simulasi. Layanan yang lebih digunakan untuk mencapai tujuan pada aspek afektif dan psikomotorik, antara lain dapat menggunakan teknik diskusi kelompok, sosiodrama, permainan-permainan kelompok sebagai upaya memberikan pelatihandan sebagainya.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal dilaksanakan melalui prosedur atau langkah-langkah baku dalam suatu program, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan
Perencanaan merupakan langkahyang dilaksanakan konselor dalam merencanakan kegiatan layanan bimbingan klasikal.Sebagai suatu program, layanan bimbingan klasikal telah terprogram dalam program tahunan maupun program semester dari program bimbingan dan konseling. Di dalam program semester, telah dapat dibaca kapan suatu topik layanan bimbingan klasikal akan diberikan dengan sasaran suatu jenjang kelas tertentu. Pada waktu menyusun program tahunan maupun program semester tersebut, didasarkan pada hasil need assessment sehingga bisa dikatakan telah sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pada program tahunan atau semesteran yang telah dikembangkan di awal tahun ajaran baru, maka pada waktu menjelang pelaksanaan suatu kegiatan bimbingan klasikal, konselor mengembangkana program operasional dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal (RPLBK). Konselor mengambil topic-topik tertentu yang akan diangkat dalam layanan, sesuai dengan jadual dalam program tersebut. Berdasarkan pada topik dalam program tersebut, selanjutnya dikembangkan menjadi RPLBK. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun RPLBK adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai berdasarkan pada topik yang telah tercantum di program semester. Selanjutnya rumusan kompetensi tersebut dianalisis dan dirumuskan dalam bentuk rumusan indikator atau tujuan khusus bimbingan
- Mengidentifikasi materi bimbingan. Berdasarkan pada kompetensi, indikator/ tujuan yang hendak dicapai, maka konselor mengidentifikasi, mencari materi apa yang akan disampaikan pada konseli.
- Menentukan teknik bimbingan yang akan digunakan. Teknik dipilih dengan mempertimbangkan pada indikator atau tujuan yang hendak dicapai, materi layanan, karakteristik dari sasaran layanan serta fasilitas yang tersedia. Teknik yang dapat dipilih seperti teknik ekspositori, diskusi kelompok, problem solving, permainan simulasi dan lain-lain
- Merancang media yang akan digunakan dalam pelaksanaan pelayanan. Media dapat menggunakan media yang telah tersedia (jika ada), ataupun mengembangkan sendiri sesuai yang diperlukan dalam rancangan tersebut
- Merancang langkah-langkah kegiatan pelaksanaan. Langkah pelaksanaan mengikuti prosedur proses perkembangan kelompok, mulai tahap awal, transisi, kegiatan inti hingga tahap terminasi. Pada setiap tahap, dirancang kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dalam layanan bimbingan klasikal. Rancangan pada setiap tahap kegiatan tersebut disesuaikan dengan prosedur sistimatis dari teknik bimbingan yang akan digunakan. Setiap teknik, bisa jadi mempunyai prosedur yang khas, berbeda dengan teknik yang lain. Seperti prosedur teknik ekspositori berbeda dengan diskusi kelompok, berbeda dengan teknik permainan simulasi dan sebagainya
- Merancang kegiatan evaluasi yang akan dilaksanakan. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat ketercapaian indikator atau tujuan layanan yang telah dirancang
- Merumuskan rancangan dalam bentuk dokumen tertulis berupa Rancangan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal.
Sistimatika dalam RPLBK, sekurang-kuranganya terdiri dari:
- Rasional, berisi rumusan rasional atau alasan logis atas dikembangkannya program layanan yang dimaksudkan. Alasan logis atas program yang dikembangkan, ditinjau dari sisi teoritis maupun praktis, atas dasar fakta yang ada, misalnya kebutuhan yang terbaca dari hasil need assessment
- Rumusan identitas layanan, seperti:
Jenis Layanan : Layanan Klasikal
Bidang bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial
Tema/ Topik : ………………………
Sasaran : ………………………..
Waktu : ………………………..
Metode/ Teknik : …………………………
Media : …………………………
- Rumusan Kompetensi. Pada bagian ini dirumuskan kompetensi, dapat mengambil dari rumusan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik yang relevan dengan tema/ topic bimbingan yang sedang disiapkan
- Rumusan kompetensi Dasar. Berdasarkan rumusan standar kompetensi tersebut kemudian dirumuskan Kompetensi Dasarnya. Rumusan kompetensi dasar akan selalu merujuk pada topic yang akan diangkat dalam layanan. Contoh: topic yang diangkat yaitu “ Keragaman norma yang berlaku di masyarakat”, maka kompetensi dasar dapat dirumuskan: “ Konseli mengenal dan memahami keragaman norma yang berlaku di masyarakat”
- Rumusan indikator/ tujuan layanan. Pada hakekatnya indikator merupakan kondisi yang dapat dimiliki sasaran setelah mendapatkan pelayanan. Sedang tujuan hakekatnya merupakan kondisi yang hendak dicapai melalui kegiatan pelayanan. Sehingga pada prinsipnya antara indikator dengan tujuan (khusus) itu tidak berbeda. Konselor memiliki kebebasan apakah merumuskan dalam bentuk indikator saja atau ditambah juga dengan rumusan tujuan. Hal yang perlu diperhatikan bahwa rumusan indikator ataupun tujuan hendaknya menggunakan kata yang operasional, sehingga dapat diukur pada waktu mengadakan evaluasi. Di samping itu, rumusan indicator juga disesuaikan dengan sub-sub materi yang akan disampaikan dalam layanan bimbingan
- Rumusan pokok-pokok materi yang akan disampaikan, berisi rincian sub-sub topic dari materi layanan yang akan disampaikan. Penentuan sub materi tentunya dipilih yang relevan dengan kebutuhan konseli dan disusun secara sistimatis dan logis
- Langkah-langkah kegiatan, mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pelayanan, mulai tahap awal atau pembukaan, transisi, kegiatan inti atau produktivitas hingga terminasi atau penutup. Pada setiap langkahnya hendaknya dideskripsikan secara jelas aktivitas-aktivitas yang harus dilaksanakan oleh konselor tahap demi tahapnya
- Rancangan evaluasi, mendeskripsikan rencana evaluasi yang akan dilaksanakan, meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Termasuk pula rencana instrument yang akan digunakan dan rubric evaluasinya
- Sumber rujukan, berisi sumber-sumber yang dirujuk dalam mengembanagkan materi layanan.
RPLBK yang telah dikembangkan, dilengkapi dengan komponen-komponen yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal. Komponen tersebut seperti lampiran uraian materi secara lengkap, scenario pelaksanaan kegiatan (disesuaikan dengan metode/ teknik yang digunakan, lembar kerja siswa (jika diperlukan), media yang akan digunakan dan instrument evaluasi.
Dalam mengembangkan RPLBK, hendaknya memperhatikan aspek-aspek berikut ini:
- Relevansi tema/ topik yang dipilih dengan kebutuhan dan kompetensi yang hendak dicapai
- Ketepatan dalam merumuskan kompetensi/ indikator/ tujuan bimbingan dengan topic dan materi pelayanan
- Relevansi antara metode/ teknik yang dipilih dengan tujuan, materi,karakteristik konseli
- Relevansi media/ alat yang digunakan dengan materi dan metode/ teknik dan karakteristik konseli
- Kejelasan dan keterarahan rumusan kegiatan konselor/ guru BK pada setiap langkah proses pelaksanaan layanan, mulai langkah awal atau pembukaan, transisi, inti hingga langkah akhir atau terminasi
- Kelengkapan perangkat RPLBK, seperti uraian materi lengkap dengan sumbernya, media/ alat bantu yang diperlukan seperti scenario (sesuai dengan teknik yang digunakan), instrument evaluasi
- Orisinaitas dan kreativitas gagasan dalam menyusun rancangan.
Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Program bimbingan klasikal yang telah disusun dalam bentuk RPLBK selanjutnya dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan secara tatap muka di kelas, sesuai dengan jadual di masing-masing kelas. Pelaksanaan kegiatan juga disesuaikan dengan program semesteran yang sudah disusun sejak awal semester.
Dalam pelaksanakan kegiatan, konselor/ guru BK melaksanakan layanan sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah yang telah dirancang di RPLBK. Aspek yang perlu diperhatikan oleh konselor pada setiap pelaksanaan kegiatannya antara lain yaitu:
- Tahap pembukaan/ langkah awal, aktivitas konselor antara lain: menciptakan hubungan baik (membina raport) dengan konseli, menfasilitasi konseli untuk terbuka, menjelaskan tujuan layanan, cara-cara pelaksanaan layanan, asas-asas kegiatan yang akan dilaksanakan, memberi motivasi pada konseli untuk berpartisipasi dalam kegiatan
- Tahap peralihan/ transisi, aktivitas konselor antara lain: menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, memelihara suasana kelompok agar tetap semangat, kompak dan focus pada tujuan bimbingan, menerima perbedaan konseli secara terbuka, menfasilitasi terjadinya perubahan suasana interaksi antar anggota kelompok
- Tahap kegiatan inti atau produktivitas, aktivitas konselor: melaksanakan kegiatan sesuai dengan metode/ teknik yang dipilih, mendorong anggota kelompok untuk berbagi pikiran, berbagi pengalaman, mengatur lalu lintas kegiatan, memotivasi anggota untuk berpartisipasi/ aktif dalam kegiatan, menggunakan teknik intervensi yang relevan dengan perubahan tingkah laku konseli, mengendalikan diri untuk tidak mendominasi
- Tahap penutup/ terminasi, aktivitaskonselor: memberitahu bahwa kegiatan akan berakhir, merangkum proses dan hasil kegiatan, melaksanakan evaluasi, membahas kegiatan lanjutan, dan mengemukakan kesan dan harapan.
Evaluasi
Evaluasi merupakan aktivitas yang dilakukan konselor/ guru BK untuk melihat efektifitas proses pelayanan serta keberhasilan ketercapaian tujuan layanan. Evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Melalui aktivitas evaluasi dapat diketahui perubahan perilaku konseli setelah mendapatkan pelayanan bimbingan.
Evaluasi dapat dilakukan melalui proses refleksi maupun menggunakan teknik-teknik non tes, disesuaikan dengan data apa yang hendak dikumpulkan dalam evaluasi. Instrumen yang dapat digunakan antara lain pedoman observasi, lembar kerja siswa, angket, tes dan lain-lain.Bagaimana melaksanakan evaluasi, dibahas pada modul tentang evaluasi program dan layanan bimbingan dan konseling.
Media Bimbingan Klasikal
Agar bimbingan klasikal dapat terlaksana secara efektif, menarik bagi para konseli, maka konselor hendaknya menggunakan media. Media merupakan segala sesuatu yang digunakan oleh konselor sebagai alat bantu dalam melaksanakan layanan bimbingan. Media tersebut dapat berfungsi sebagai perantara dalam menyampaikan pesan ataupun alat yang digunakan dalam mendukung aktivitas dalam pelaksanan bimbingan klasikal.
Pada waktu merancang layanan bimbingan klasikal,maka konselor/ guru pembimbing juga merancang media yang akan digunakan dalam pelayanan. Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan media yang akan digunakan dalam pelayanan bimbingan. Prinsip tersebut antara lain yaitu:
- Tidak ada satu pun media paling baik, setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan
- Pemilihanmedia sesuaikan dengan materi dan tujuan bimbingan
- Hindari ketergantungan pada media tertentu
- Media perlu dimanfaatkan secara baik dengan mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar konseli
- Media dikembangkan disesuaikan degan metode/ teknik bimbingan yang akan digunakan.
Beberapa media yang dapat digunakan dalam bimbingan klasikal misalnya: media untuk layanan dengan teknik ekspositori, dapat menggunakan power point yanag ditayangkan melalui LCD, media gambar di atas kertas, modul materi bimbingan, komik materi bimbingan dan lain-lain. Media layanan denga teknik diskusi kelompok, dapat berupa lembar kerja siswa yang berisi materi diskusi, tayangan kasus sebagai bahan diskusi, lembar observasi proses diskusi dan lain-lain. Media untuk layanan dengan teknik permainan simulasi, berupa beberan permainan simulasi dengan kelengkapannya serta scenario atau matrik permainan simulasi sebagai panduan. Di samping itu masih banyak lagi media yang dapat digunakan. Selanjutnya bahasan tentang media, ditulis pada topik tersendiri.
Kesimpulan
Bimbingan klasikal merupakan salah satu strategi dalam pelayanan bimbingan yang dilaksanakan dengan mengadakan kontak secara langsung dengan konseli (peserta didik) di kelas, secara terjadual, pengelolaan layanan berbasis kelas. Pelaksanaannya menggunakan berbagai media instruksional dan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok.
Antara bimbingan kelompok dengan bimbingan klasikal, merupakan strategi pelayanan dalam bimbingan yang sama-sama menggunakan pendekatan kelompok. Dengan demikian, tujuan,prinsip-prinsip, metode atau teknik maupun prosedur pelaksanaan dalam bimbingan kelompok juga berlaku dalam bimbingan klasikal. Aspek yang membedakan antara keduanya yaitu pada pengelolaan kelompoknya. Bimbingan klasikal dikelola berbasis kelas sementara bimbingan kelompok berbasis kelompok di luar kelas.
Materi bimbingan dalam strategi klasikal, dipersiapkan untuk semua siswa dirancang dalam program bimbingan yang akan dilaksanakan secara terjadual, tatap muka di kelas. Dalam menentukan materi, berangkat dari kurikulum yang telah dikembangkan di setiap sekolah, merujuk pada Rambu-rambu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Secara teknis operasional, topik-topik bimbingan ditentukan berdasarkan pada rumusan standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD), serta rumusan tujuan bimbingan berdasarkan pada bidang bimbingannya, serta berdasarkan hasil need assessment atas pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam melaksanakan bimbingan klasikal, karena hakekatnya menggunakan pendekatan kelompok,maka teknik-teknik bimbingan kelompok dapat digunakan dalam bimbingan klasikal. Penentuan teknik apa yang digunakan, menggunakan berbagai pertimbangan, antara lain kompetensi/ tujuan yang hendak dicapai, materi yang akan disampaikan, karakteristik anggota kelompok, ketersediaan fasilitas dan sebagainya.
Sebelum melaksanakan layanan bimbingan klasikal, konselor mengembangkaan rancangan dalam bentuk RPLBK.RPLBK dikembangkan berdasarkan dari program tahunan/ semester yang telah disusun sejak awal tahun ajaran. RPLBK yang telah dikembangkan, dilengkapi dengan komponen-komponen yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal. Komponen tersebut seperti lampiran uraian materi secara lengkap, scenario pelaksanaan kegiatan (disesuaikan dengan metode/ teknik yang digunakan, lembar kerja siswa (jika diperlukan), media yang akan digunakan dan instrument evaluasi.