Di dalam dunia bimbingan dan konseling, metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dikelompokkan menjadi dua yaitu Penelitian Bimbingan dan Konseling (PTBK) serta Penelitian Tindakan Konseling (PTK). Keduanya memiliki subjek penelitian yang sama namun berbeda di objek penelitiannya yaitu tentang Bimbingan atau Tindakan Konseling.
Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) dan Penelitian Tindakan Konseling (PTK) adalah penelitian dengan menggunakan teknik yang sudah ada, dalam hal ini peneliti tinggal mengutip teori dari tokoh tertentu kemudian mengaplikasikannya pada penelitian.\\
Perbedaan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling dan Penelitian Tindakan Konseling
Cara mudah memahami perbedaan Penelitian Bimbingan Konseling (PTBK) dan Penelitian Tindakan Konseling (PTK) adalah dengan melihat ojek yang diteliti. PTBK meneliti tentang layanan Bimbingan Konseling namun PTK lebih ke layanan tindakan konseling selama proses konseling berlangsung.
Dalam hal ini Penelitian Tindakan Konseling berkaitan erat dengan proses konseling seperti penggunaan teknik konseling yang sesuai dengan masalah siswa sedangkan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling lebih kepada layanan bimbingan secara umum.
Metode penelitian ini paling mudah dan sederhana diantara metode lain karena menggunakan teori yang sudah ada. Peneliti tidak perlu mengembangkan angket seperti pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan pengembangan. Oleh karena itu metode Penelitian Tindakan Kelas menjadi tugas wajib yang harus dikerjakan oleh mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Prajabatan serta untuk kenaikan pangkat PNS.
Mengenal Ciri-Ciri PTBK dan PTK
Cara paling mudah mengetahui apakah itu PTBK atau PTK dengan melihat judul penelitiannya. Biasanya selalu menggunakan keyword “Upaya,” misalnya Upaya Meningkatkan Keakraban Siswa SMK Kelas XII TKR dengan Teknik Cangkru’an, Upaya Mengurangi Pernikahan Dini Siswa Kelas XII SMK RPL dengan Sinema Edukasi, dan Penggunakan Teknik Konseling REBT Untuk Meningkatkan Pola Pikir Siswa.
Ciri khas lainnya adalah adanya Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Siklus atau tahapan ini untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada diri siswa, minimal harus sampai Siklus II. Kalau belum ada hasilnya lanjut ke Siklus III.
Setiap tingkatan Siklus harus ada teknik yang dikembangkan sesuai kebutuhan siswa atau objek yang diteliti. Misalnya “Upaya Meningkatkan Keakraban Siswa Kelas… dengan Teknik Cangkru’an”, bila belum berhasil peneliti bisa mengembangkan misalnya dengan memberikan kajian dakwah pentingnya menjaga keakraban.
Asal-Usul Penelitian Tindakan Kelas
Metode penelitian ini digagas oleh Kurt Lewin pada tahun 1946 kemudian dikembangkan oleh ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an.
Meskipun termasuk pendekatan penelitian terbaru, namun metode ini kerap dipakai oleh peneliti yang menempuh pendidikan S1, PPG, kenaikan pangkat PNS karena kesederhanaan dalam penelitian.
Kesimpulan
Di mata pelajaran lain metode ini disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), namun di BK disebut PTBK dan Penelitian Tindakan Konseling. Meskipun beda nama namun substansi (isi) dari penelitian sama yaitu untuk “memperbaiki” sesuatu. Teori/ Teknik yang digunakan penelitian menggunakan yang telah ada, tidak perlu membuat sendiri seperti metode eksperimen.
Demikianlah informasi perbedaan Penelitian Bimbingan Konseling serta Penelitian Tindakan Konseling, semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kitan tentang ilmu bimbingan dan konseling.