Memahami perbedaan konselor, psikolog, dan psikiater sangatlah penting supaya pemahaman tentang ketiga istilah tersebut dapat terjawab secara tepat. Bagi mereka yang belum begitu paham, menganggap artinya hampir sama namun bila dikaji lebih jauh antara konselor, psikolog, dan psikiater mempunyai cakupan keilmuan masing-masing.
Dengan memahami perbedaan tersebut, konselor mengetahui batas kewenangannya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. Selain itu bagi adik-adik yang masih sekolah dan ingin melanjutkan ke perguruan tinggi tidak salah pilih mau ambil konselor, psikolog, atau psikiater.
Bagi mereka yang bermasalah dapat mengetahui siapa yang tetap dapat membantu mengatasi masalah sesuai dengan batas dan kewenangannya. Misalnya putus cinta yang mengakibatkan seseorang menjadi down maka datang ke konselor adalah pilihan tepat.
Mereka yang mengalami trauma berat terhadap peristiwa atau kejadian masa lalu yang kelam maka pergi ke psikolog adalah pilihan cerdas, sedangkan psikiater untuk membantu menangani masalah kejiwaan yang levelnya di atas piskolog.
Konselor adalah gelar atau panggilan bagi lulusan S1 Bimbingan dan Konseling, sedangkan Psikolog untuk lulusan S1 Psikologi. Begitu halnya dengan Psikiater merupakan lulusan S1 Kedokteran Jiwa.
Cakupan wilayah kerja konselor ada di sekolah, dan rumah tangga untuk membantu mengatasi permasalahan yang levelnya tidak sampai mengalami kecemasan berlebih atau gangguan jiwa.
Lulusan S1 Psikologi bisa menjadi psikolog, tukang tes IQ, tes intelegensi, dan menjadi Human Resouce Development (HRD). Kalau jadi psikolog maka bisa membuka layanan praktik sendiri untuk membantu mengatasi permasalahan klien.
Cakupan wilayah psikiater levelnya lebih tinggi dibanding masalah yang dihadapi oleh konselor dan psikolog, karena telah mengalami gangguan kejiwaan.
Demikianlah perbedaan konselor, psikolog, dan psikiater, semoga penjelasan singkat ini bisa menjawab ketidaktahuan Anda tentang ketiga istilah tersebut.